Wednesday, March 24, 2010

Coretan Hati Seorang Insan

Kerinduan...

Aku sering merindui kenangan-kenangan silam yang tidak ternilai harganya dengan kisah hari ini. Kerinduanku sering membawa aku kepada sebuah coretan kehidupan yang tak mungkin akan kuulangi lagi. Sebuah lakaran sejarah yang terlipat dek masa dan batasan waktu yang tidak akan kembali lagi. Detik yang ditinggalkan itu akan tersimpan dalam satu lipatan sejarah kehidupan yang mendewasakan aku dan menjadikan aku sebagai seorang insan kini.

Kenangan...

Sewaktu kecil, kita bisa tawa dan tangis bersama tetapi hakikatnya kini semua itu telah tiada lagi. Airmata yang membasahi pipiku, hanya aku saja yang tahu akan sebab kenapa ianya terjadi. Walau sejuta kisah yang aku lembarkan kepada kalian, mungkin hanya secebis coretan yang kalian bisa fahami atau mungkin kesemuanya tidak kalian fahami. Aku masih merindui kehidupan kita yang dahulu, kemiskinan yang tidak menjadi batu penghalang ukhuwwah yang termeteri, kepayahan yang yang semakin mengeratkan silaturrahim, sedikit yang cukup, dalam kepayahan ada kesenangan dan dalam keperitan menempuhi kehidupan ada kegembiraan. Tetapi semua itu telah terpaku dalam sebuah kenangan yang mungkin kalian terlupa atau sengaja enggan kalian ingati.

Dahulu...

Kita dibelenggu kemiskinan, keperitan dan kepayahan hidup, tapi hidup kita penuh kebahagiaan. Tiada sangsi antara kita, yang ada hanya ikatan yang teguh.

Saudara-saudaraku sekelian...

Aku masih mengintai di ruang waktu yang tersisa ini, masih adakah peluang untuk kita kembali seperti dahulu; "ringgan sama dijinjing, berat sama dipikul"? Masih adakah di ruang waktu yang tersisa ini, sebuah kehidupan yang bahagia itu? Masih adakah di ruang waktu yang tersisa ini, kenangan yang bakal kembali menyinari hari mendatang?

Saudara-saudaraku sekelian...

Tatkala mengenang kisah yang lalu, aku rebah dalam linangan airmata kesyahduan yang tiada berkesudahan. Adakah masa yang menjadikan kita seperti sekarang ini atau kepalsuan tipu-daya dunia atau keegoaan atau apa???

Semasa kecil, kita bisa berpadu dalam apa jua cabaran dan dugaan yang mendatang, tetapi...

Semasa kita masih mengejar cita-cita, kita bisa berpadu menjadi benteng yang kukuh yang bisa mempertahankan ayah dan ibu dari dikeji masyarakat. Kita bisa menangis bersama bila keluarga ditohmah, tetapi...

Mengapa semua itu seolah-olah telah 'dijadikan lipatan sejarah' oleh kita? Ke mana hilangnya 'kita' yang dulu itu?

Saudara-saudaraku sekelian...

Usia kita semakin memakan sisa-sisa kehidupan yang masih berbaki. Mungkin esok, mungkin lusa atau mungkin sebentar lagi kita akan dipanggil oleh-Nya. Di kejauhan ini, aku pasrah dengan apa yang ditentukan-Nya. Redha dan ikhlas menjadi kekuatan untukku terus berjuang mengharungi cabaran yang terlalu berat untuk kutanggung ini. Maafkanlah segala perbuatanku yang selama ini mengguris hati kalian...

Ayah dan Ibu...

Tidak terbalas jasa kalian buatku. Hanya keampunan dan doa' yang bisa aku titipkan buat insan yang amat aku sayangi ini. Tiada langsung terlintas niat untuk menyakitkan hati kalian selama ini walau sebesar zarah sekalipun. Anakmu ini rela dibenci dan dihina, namun tidak rela melihat kalian diperlakukan sedemikian. Ampunilah segala dosa anakmu ini dan halalkanlah segala apa yang kalian curahkan kepada anakmu ini buat selama-lamanya.

No comments: